Definisi Ulama (Menurut Tokoh-Tokoh Besar Islam)

Bookmark and Share
Siapa yg dinamakan Ulama?
Terdapat beberapa ungkapan ulama dalam mendefinisikan ulama.
Berikut diantaranya:

Ibnu Juraij rahimahullah menukilkan dari ‘Atha beliau berkata: “Barangsiapa yg mengenal Allah maka dia adalah orang alim.”

Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah dalam kitab beliau Kitabul ‘Ilmi mengatakan: “Ulama adalah orang yg ilmunya menyampaikan mereka kepada sifat takut kepada Allah.” {Kitabul ‘Ilmi hal. 147}

Badruddin Al-Kinani rahimahullah mengatakan: “Mereka adl orang-orang yg menjelaskan segala apa yg dihalalkan dan diharamkan dan mengajak kepada kebaikan serta menafikan segala bentuk kemudharatan.”

Abdus Salam bin Barjas rahimahullah mengatakan: “Orang yg pantas utk disebut sebagai orang alim jumlahnya sangat sedikit sekali dan tidak berlebihan kalau kita mengatakan jarang. Yang demikian itu krn sifat-sifat orang alim mayoritasnya tidak akan terwujud pada diri orang- orang yg menisbahkan diri kepada ilmu pada masa ini.Bukan dinamakan alim bila sekedar fasih dalam berbicara atau pandai menulis orang yg menyebarluaskan karya-karya atau orang yg men-tahqiq kitab-kitab yg masih dalam tulisan tangan. Kalau orang alim ditimbang dgn ini maka cukup . Akan tetapi penggambaran seperti inilah yg banyak menancap di benak orang-orang yg tidak berilmu. Oleh krn itu banyak orang tertipu dgn kefasihan seseorang dan tertipu dgn kepandaian berkarya tulis padahal ia bukan ulama. Ini semua menjadikan orang-orang takjub. Orang alim hakiki adl yg mendalami ilmu agama mengetahui hukum-hukum Al Quran dan As Sunnah. Mengetahui ilmu ushul fiqih seperti nasikh dan mansukh mutlak muqayyad mujmal mufassar dan juga orang-orang yg menggali ucapan-ucapan salaf terhadap apa yg mereka perselisihkan.”


Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan ciri khas seorang ulama yg membedakan dgn kebanyakan orang yg mengaku berilmu atau yg diakui sebagai ulama bahkan waliyullah. Dia berfirman:إِنَّماَ يَخْشَى اللهَ مِنْ عِباَدِهِ الْعُلَمآءُ“Sesungguhnya yg paling takut kepada Allah adl ulama.”





Ciri-ciri Ulama

a. Sebagian kaum muslimin ada yg meremehkan hak-hak ulama. Di sisi mereka yg dinamakan ulama adl orang yg pandai bersilat lidah dan memperindah perkataannya dengan cerita-cerita syair-syair atau ilmu-ilmu pelembut hati.
b. Sebagian kaum muslimin menganggap ulama itu adl orang yg mengerti realita hidup dan yang mendalaminya orang-orang yg berani menentang pemerintah -meski tanpa petunjuk ilmu.
c. Diantara mereka ada yg menganggap ulama adl kutu buku meskipun tidak memahami apa yg dikandungnya sebagaimana yg dipahami generasi salaf.
d. Diantara mereka ada yg menganggap ulama adl orang yg pindah dari satu tempat ke tempat lain dgn alasan mendakwahi manusia. Mereka mengatakan kita tidak butuh kepada kitab-kitab kita butuh kepada da’i dan dakwah.
e. Sebagian muslimin tidak bisa membedakan antara orang alim dgn pendongeng dan juru nasehat serta antara penuntut ilmu dan ulama. Di sisi mereka para pendongeng itu adl ulama tempat bertanya dan menimba ilmu.

Diantara ciri-ciri ulama adalah:

1. Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan: “Mereka adl orang-orang yg tidak menginginkan kedudukan dan membenci segala bentuk pujian serta tidak menyombongkan diri atas seorang pun.” Al-Hasan mengatakan: “Orang faqih adl orang yg zuhud terhadap dunia dan cinta kepada akhirat bashirah tentang agamanya dan senantiasa dalam beribadah kepada Rabbnya.” Dalam riwayat lain: “Orang yg tidak hasad kepada seorang pun yg berada di atasnya dan tidak menghinakan orang yg ada di bawahnya dan tidak mengambil upah sedikitpun dalam menyampaikan ilmu Allah.”

2. Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah mengatakan: “Mereka adl orang yg tidak mengaku- aku berilmu tidak bangga dgn ilmunya atas seorang pun dan tidak serampangan menghukumi orang yg jahil sebagai orang yg menyelisihi As-Sunnah.”

3. Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan: “Mereka adl orang yg berburuk sangka kepada diri mereka sendiri dan berbaik sangka kepada ulama salaf. Dan mereka mengakui ulama-ulama pendahulu mereka serta mengakui bahwa mereka tidak akan sampai mencapai derajat mereka atau mendekatinya.”

4. Mereka berpendapat bahwa kebenaran dan hidayah ada dalam mengikuti apa-apa yg diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:وَيَرَى الَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ“Dan orang-orang yg diberikan ilmu memandang bahwa apa yg telah diturunkan kepadamu dari Rabbmu adl kebenaran dan akan membimbing kepada jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji.”

5. Mereka adl orang yg paling memahami segala bentuk permisalan yg dibuat Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al Qur’an bahkan apa yg dimaukan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:وَتِلْكَ اْلأَمْثاَلُ نَضْرِبُهاَ لِلنَّاسِ وَماَ يَعْقِلُهاَ إِلاَّ الْعاَلِمُوْنَ“Demikianlah permisalan-permisalan yg dibuat oleh Allah bagi manusia dan tidak ada yg memahaminya kecuali orang-orang yg berilmu.”

6. Mereka adl orang-orang yg memiliki keahlian melakukan istinbath dan memahaminya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:وَإِذَا جآءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ اْلأَمْنِ أَوْ الْخَوْفِ أَذَاعُوْا بِهِ وَلَوْ رَدُّوْهُ إِلَى الرَّسُوْلِ وَإِلَى أُولِي اْلأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِيْنَ يَسْتَنْبِطُوْنًهُ مِنْهُمْ وَلَوْ لاَ فَضْلَ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطاَنَ إِلاَّ قَلِيْلاً“Apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau ketakutan mereka lalu menyiarkannya. Kalau mereka menyerahkan kepada rasul dan ulil amri diantara mereka tentulah orang-orang yg mampu mengambil hukum mengetahuinya dari mereka {rasul dan ulil amri}. Kalau tidak dgn karunia dan rahmat dari Allah kepada kalian tentulah kalian mengikuti syaithan kecuali sedikit saja.”

7. Mereka adl orang-orang yg tunduk dan khusyu’ dalam merealisasikan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:قُلْ آمَنُوا بِهِ أَوْ لاَ تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِيْنَ أَوْتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذِا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّوْنَ لِلأًذْقاَنِ سُجَّدًا. وَيَقُوْلُوْنَ سُبْحاَنَ رَبِّناَ إِنْ كاَنَ وَعْدُ رَبِّناَ لَمَفْعُوْلاً.

وَيَخِرُّوْنَ لِلأَذْقاَنِ يَبْكُوْنَ وَيَزِيْدُهُمْ خُشُوْعاً“Katakanlah: ‘Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman .

Sesungguhnya orang-orang yg diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur’an dibacakan kepada mereka mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi”. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” {Al-Isra: 107- 109}

(Mu’amalatul ‘Ulama karya Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Umar bin Salim Bazmul Wujub Al- Irtibath bil ‘Ulama karya Asy-Syaikh Hasan bin Qasim Ar-Rimi)Inilah beberapa sifat ulama hakiki yg dimaukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al- Qur’an dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam Sunnahnya.

Contoh-contoh Ulama Rabbani

Mereka hidup dgn jasa-jasa mereka terhadap Islam dan muslimin dan mereka hidup dgn karya-karya peninggalan mereka.

1. Generasi shahabat yg langsung dipimpin oleh empat khalifah Ar-Rasyidin: Abu Bakar ‘Umar ‘Utsman dan ‘Ali.

2. Generasi tabiin dan diantara tokoh mereka adl Sa’id bin Al-Musayyib {meninggal setelah tahun 90 H} ‘Urwah bin Az-Zubair ‘Ali bin Husain Zainal Abidin Muhammad bin Al-Hanafiyyah ‘Ubaidullah bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud Salim bin Abdullah bin ‘Umar Al-Hasan Al-Basri Muhammad bin Sirin ‘Umar bin Abdul ‘Aziz dan Muhammad bin Syihab Az-Zuhri .

3. Generasi atba’ at-tabi’in dan diantara tokoh-tokohnya adl Al-Imam Malik Al-Auza’i Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri Sufyan bin ‘Uyainah Ismail bin ‘Ulayyah Al-Laits bin Sa’d dan Abu Hanifah An-Nu’man .

4. Generasi setelah mereka diantara tokohnya adl Abdullah bin Al-Mubarak Waki’ bin Jarrah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Abdurrahman bin Mahdi Yahya bin Sa’id Al-Qaththan ‘Affan bin Muslim .

5. Murid-murid mereka diantara tokohnya adl Al-Imam Ahmad bin Hanbal Yahya bin Ma’in ‘Ali bin Al-Madini .

6. Murid-murid mereka seperti Al-Imam Bukhari Al-Imam Muslim Abu Hatim Abu Zur’ah Abu Dawud At-Tirmidzi dan An-Nasai .

7. Generasi setelah mereka diantaranya Ibnu Jarir Ibnu Khuzaimah Ad- Daruquthni Al-Khathib Al-Baghdadi Ibnu Abdil Bar An-Numairi .

8. Generasi setelah mereka diantaranya adl Abdul Ghani Al-Maqdisi Ibnu Qudamah Ibnu Shalah Ibnu Taimiyah Al-Mizzi Adz-Dzahabi Ibnu Katsir berikut para ulama yg semasa mereka atau murid-murid mereka yg mengikuti manhaj mereka dalam berpegang dgn Al-Qur’an dan As-Sunnah sampai pada hari ini.

9. Contoh ulama di masa ini adl Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin Asy-Syaikh Muhammad Aman Al-Jami Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i dan selain mereka dari ulama yg telah meninggal di masa kita.
Berikutnya Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan Asy-Syaikh Zaid Al-Madkhali Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz Alu Syaikh Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-’Abbad Asy-Syaikh Al-Ghudayyan Asy-Syaikh Shalih Al- Luhaidan Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali Asy-Syaikh Shalih As-Suhaimi Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri dan selain mereka yg mengikuti langkah-langkah mereka di atas manhaj Salaf.

Wallahu a’lam.


{Dikutip dari majalah Asy Syariah Vol. I/No. 12/1425 H/2005 judul asli Ciri-Ciri Ulama karya Al Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An Nawawi url http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil id_online=229}

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar